Layanan - Layanan Teknologi Informasi (ITSM) dan Frameworknya
Layanan - Layanan Teknologi Informasi
(ITSM) dan Frameworknya
Manajemen Layanan Sistem
Informasi atau IT Service Management (ITSM) adalah istilah umum untuk
menggambarkan pendekatan untuk merancang, menghasilkan, mengelola dan
meningkatkan penggunaan teknologi informasi yang digunakan dalam perusahaan.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua proses, sumber daya manusia dan
teknologi berada pada tempat/berjalan dengan benar sehingga organisasi dapat
mencapai tujuan bisnisnya.
ITSM
memiliki karakter sebagai berikut :
- Mengadopsi
pendekatan proses pada manajemen.
- Lebih fokus
terhadap kebutuhan konsumen dan layanan IT untuk konsumen.
- Menekankan
perbaikan yang berkelanjutan (Continual Improvement)
Sehingga secara garis besar adalah ITSM
merupakan sebuah proses pengukuran sebuah layanan yang terfokus pada kepuasan
pelanggan dalam menggunakan layanan tersebut.
Terdapat
8 jenis kerangka kerja (framework) pada ITSM, yaitu :
1.
Information Technology Infrastructure
Library (ITIL)
Merupakan seperangkat praktek untuk manajemen layanan IT
yang berpusat pada menyelaraskan layanan IT dengan kebutuhan bisnis.
ITIL framework terdiri dari beberapa versi,
yaitu:
1. ITIL v1, Merupakan gabungan atau
sekumpulan konsep dan praktikal dalam menjalankan pengelolaan infrastruktur,
pengembangan, serta operasional TI di suatu institusi.
2. ITIL v2, Secara garis besar memandang
perlunya keselarasan (alignment) antara proses bisnis dengan IT.
1. Service
Support, Service Desk, Incident Management, Problem Management,
Configuration Management, Change Management, Release Management.
2. Service
Delivery, Availability Management, Capacity Management, IT Service
Continuity Management, Service Level Management,
Financial Management for TI Services, Security Management.
3. ITIL v3, Dengan sudut pandang baru
integrasi antara bisnis dan layanan TI dalam sebuah daur hidup berulang. Terdiri dari 5 proses besar
yakni Service Strategy, Design, Transition, Operation, dan
Continual Service Improvement.
Manfaat ITIL
·
Mengurangi biaya.
·
Meningkatkan kepuasan pelanggan.
·
Meningkatkan produktivitas dan penggunaan
keterampilan serta pengalaman.
Contoh,
Telkomsel menggunakan
ITIL untuk memastikan operasinya sesuai dengan Undang-Undang Sarbanes-Oxley AS,
diperlukan karena pemegang saham terbesar perusahaan, PT Telekomunikasi Indonesia
Tbk, terdaftar di Bursa Efek New York. Selain meningkatkan layanan pelanggan
Telekomsel, ITIL membantu mengurangi biaya TI operasional hingga 50 hingga 60%
sambil mengimbangi pertumbuhan perusahaan, kata Yucki Prihadi, manajer
manajemen layanan TI Telekomsel.
2.
Control Objectives for Information and
Related Technology (COBIT)
COBIT dikeluarkan oleh IT Governance
Institute (ITGI). COBIT digunakan untuk menjalankan penentuan atas IT dan
meningkatkan pengontrolan IT. COBIT juga berisi tujuan pengendalian, petunjuk
audit, kinerja dan hasil metrik, faktor kesuksesan dan maturity model.
Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi
perhatian dalam COBIT adalah:
· Effectiveness, Sejauh mana efektifitas informasi dikelola
dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun.
· Efficiency, Sejauh mana efisiensi investasi terhadap
informasi yang diproses oleh sistem.
·
Confidentiality, Pengelolaan kerahasiaan informasi secara hierarkis.
·
Integrity, Integritas data/informasi dalam sistem.
·
Availability, Ketersediaan data/informasi dalam sistem
informasi.
·
Compliance, Kesesuaian data/informasi dalam sistem
informasi.
· Reliability, Kemampuan/ketangguhan sistem informasi dalam
pengelolaan data/informasi.
COBIT mengelompokkan semua aktivitas bisnis
yang terjadi dalam organisasi menjadi 34 proses yang terbagi ke dalam 4 buah
domain proses, meliputi :
A. Planning & Organization, Domain ini mencakup : PO1 - PO10.
B. Acquisition & Implementation, Domain ini meliputi: AI1 - AI7.
C. Delivery & Support, Domain ini meliputi : DS1 - DS13.
D. Monitoring and Evaluation, Domain ini meliputi: ME1 - ME4.
Contoh, Permasalahan yang
dihadapi di Fasilkom Unwidha adalah adanya ketidak puasan layanan IT yang
diberikan, terdapatnya gangguan layanan yang tidak segera diatasi, adanya
koordinasi maintenance infrastruktur IT yang kurang
optimal. Sehingga perlu adanya evaluasi terhadap tata kelola teknologi
informasi. Metode analisis yang digunakan adalah COBIT. Hasil dari analisis ini
berupa tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi . Diperoleh
nilai kematangan 2,84 yaitu pada level Defined Process. Sistem memiliki ruang lingkup Business Goals sebanyak 13, IT Goals sebanyak 18, IT Process sebanyak 30
proses dan 4 Domain.
3.
Software Maintenance Maturity Model
Maturity model adalah suatu metode
untuk mengukur level pengembangan manajemen proses, yang berarti adalah
mengukur sejauh mana kapabilitas manajemen tersebut. Seberapa bagusnya
pengembangan atau kapabilitas manajemen tergantung pada tercapainya
tujuan-tujuan COBIT.
Secara
umum, maturity model biasanya memiliki ciri sebagai berikut :
1. Proses pengembangan dari suatu
organisasi disederhanakan dan dideskripsikan dalam wujud tingkatan kematangan
dalam jumlah tertentu.
2. Tingkatan kematangan tersebut
dicirikan dengan beberapa persyaratan tertentu yang harus diraih.
3. Tingkatan-tingkatan yang ada disusun
secara sekuensial,
4. Selama pengembangan, sang entitas
bergerak maju dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya tanpa boleh melewati
salah satunya.
Pengertian Software
Maintenance
Perawatan perangkat lunak (software maintenance)
adalah aktivitas yang dimulai sejak perangkat lunak mulai digunakan (after
delivery) hingga akhirnya perangkat lunak tersebut tidak dapat digunakan
lagi (retired).
Aspek
Kegiatan Maintenance: Adaptive, Perfective, Corrective,
Preventive.
Maintenance
Planning Activity: Pemeliharaan korektif, preventif, dan
prediktif.
Teknik -
Teknik Maintenance: Program Comprehension, Re-engineering,
Reverse engineering, Impact Analysis.
4.
PRM-IT IBM's Process Reference Model
for IT
PRM
adalah kerangka kerja standar untuk mengukur kinerja investasi TI utama dan
kontribusinya terhadap kinerja program. PRM adalah Federal Enterprise
Architecture (FEA), model referensi yang digunakan untuk mengembangkan
taksonomi umum untuk menggambarkan sumber daya TI. Model Referensi Kinerja
dirancang untuk sasaran-sasaran berikut:
1. Membantu menghasilkan informasi kinerja yang
ditingkatkan untuk meningkatkan pengambilan keputusan yang strategis dan
harian;Tingkatkan keselarasan (dan lebih baik mengartikulasikan kontribusi)
input ke output dan hasil, sehingga menciptakan garis pandang yang jelas. untuk
hasil yang diinginkan.
2. Identifikasi peluang peningkatan kinerja yang
menjangkau struktur dan batasan organisasi tradisional.
5.
Aplication Services Library (ASL)
Kumpulan
dari pedoman praktek terbaik tentang pengelolaan pengembangan dan pemeliharaan
aplikasi. Yang meliputi empat pesan utama yaitu :
· Manajemen aplikasi, pemeliharaan dan
peningkatan Sistem Informasi, menjadi semakin penting.
· Tuntutan pasar bahwa agar supaya
manajemen aplikasi menjadi lebih profesional dan lebih maju, hal ini merupakan
sebagian dari akibat perkembangan manajemen infrastruktur.
· Tidak ada standarisasi proses
manajemen, praktik terbaik berbeda antara satu organisasi dan organisasi
lainnya.
· Saat ini sudah ada framework umum
untuk manajemen aplikasi yaitu Application Services Library (ASL).
ASL
adalah sebuah framework untuk proses manajemen aplikasi. ASL adalah domain
publik standar untuk manajemen aplikasi, merupakan standar yang independen,
terpisah dari IT Infrastructure Library (ITIL).
6.
Business Information Service
Library (BISL)
BISL adalah
kerangka kerja yang digunakan untuk manajemen informasi. Kerangka kerja ini
menggambarkan standar untuk proses dalam manajemen informasi bisnis di tingkat
strategi, manajemen dan operasi. BiSL terkait erat dengan kerangka kerja ITIL
dan ASL.
Berdasarkan
pemisahan tugas, Informasi Pengiriman dapat dibagi dalam dua bidang:
· Manajemen TI
mewakili 'Supply'
Yaitu membangun
dan menjalankan sistem informasi. Terdiri dari berbagai disiplin ilmu, termasuk
Manajemen Sistem, Manajemen Aplikasi (dibingkai oleh ASL), Manajemen Fasilitas,
dan Manajemen Layanan TI (dibingkai oleh ITIL).
· Manajemen
Informasi mewakili 'Permintaan'
Domain yang
membingkai spesifikasi persyaratan fungsional yang harus diberikan oleh layanan
TI kepada pengguna akhir, pengelolaan model data perusahaan, dan pengelolaan
pengiriman layanan TI oleh manajemen TI.
7.
Microsoft Operation
Framework (MOF)
Merupakan sekumpulan prinsip, teknik, dan juga
model yang teruji di lapangan (best practices) untuk mengelola layanan TI, yang
bertujuan untuk:
1.
Mencapai target service level: availability,
reliability, supportability, managability.
2.
Menciptakan infrastruktur TI yang adaptif.
Microsoft Operations Framework terdiri
dari best practice, prinsip, dan kegiatan yang memberikan panduan komprehensif
untuk mencapai kehandalan untuk solusi dan layanan Teknologi Informasi (TI).
Ada juga Tujuan
MOF Sebagai Panduan ISO/IEC 20000 :
1.
Mengetahui hubungan tahapan MOF dengan komponen
dalam ISO/IEC 20000.
2.
Mengetahui dukungan MOF terhadap persyaratan
standar ISO/IEC 20000.
3.
Perubahan MOF yang mendukung persyaratan ISO/IEC
20000.
8. eSourcing Capability Model for Service
Providers (eSCM-SP) dan eSourcing Capability Model for Client Organizations (eSCM-CL)
dari ITSqc for Sourcing Management
Adalah
suatu kerangka kerja yang dikembangkan oleh ITSqc di Carnegie Mellon
University.
eSCM-SP
adalah “praktek terbaik” model kemampuan dengan tiga tujuan :
· Untuk memberikan
penyedia layanan bimbingan yang akan membantu mereka meningkatkan kemampuan
mereka di seluruh sourcing siklus hidup
· Untuk menyediakan
klien dengan cara yang obyektif mengevaluasi kemampuan penyedia layanan
· Untuk menawarkan
penyedia layanan standar untuk digunakan saat membedakan diri dari pesaing.
ALIFAH SRI YULIANTI (10118545)
2KA01
Manajemen Layanan Sistem Informasi
Komentar
Posting Komentar