KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
ARTIKEL MINGGU KE -3
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM
KESUSASTRAAN
PENDEKATAN KESUSASTRAAN
1. SASTRA dan SENI
a.
Sastra adalah hasil
karya manusia baik lisan dan nonlisan ( tulisan ) yang menggunakan bahasa
sebagai media pegantar dan memiliki nilai enstetik (keindahan bahasa) yang
dominan. Contoh sastra yaitu puisi, cerpen, novel, drama.
b.
seni adalah suatu
ekspresi perasaan manusia yang memiliki unsur keindahan di dalamnya dan
diungkapkan melalui suatu media yang sifatnya nyata, baik itu dalam bentuk
nada, rupa, gerak, dan syair, serta dapat dirasakan oleh panca indera manusia.
seni
adalah semua hal yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan
dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain. Pada intinya, seni merupakan
hasil akivitas batin seseorang yang dinyatakan dalam bentuk karya yang bisa
mempengaruhi perasaan manusia.
2. PERANAN SASTRA
·
mengembangkan wawasan berpikir bangsa
·
membukakan mata pembaca untuk mengetahui
realitas sosial, politik dan budaya dalam bingkai moral dan estetika.
·
memberikan pencerahan pada masyarakat modern
·
dapat memperhalus jiwa dan memberikan motivasi
kepada masyarakat untuk berpikir dan berbuat demi pengembangan dirinya dan
masyarakat s
·
mendorong munculnya kepedulian, keterbukaan,
dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
3. HUBUNGAN SASTRA dan SENI dengan ILMU
BUDAYA DASAR
1. sastra
merupakan bahasa yang mempunyai kemampuan yang menampung kegiatan manusia
2. Sastra
juga lebih mudah berkomunikasi karena pada hakekatnya karya sastra adalah
penjabaran abstraksi.
3. Sastra menggunakan bahasa.
Sementara itu bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampi semua kegiatan
manusia
4. Sastra juga lebih mudah berkomunikasi karena
pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu
filsafat mengunakan bahasa adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagiaan,
kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstra. Sifat abstrak
inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
5. Sastra juga didukung oleh cerita.
Dengan cerita orang lebih mudah tertarik, dan dengan cerita orang leih mudah
menemukan gagasan-gagasanya dalam bentuk yang tidak normative.
Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan prosa
1. PROSA
Prosa
adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme
(rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan
arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin “prosa” yang artinya
“terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan
suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar,
majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.
2. JENIS – JENIS PROSA
prosa juga
dibagi dalam dua bagian,yaitu:
1.
prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang
belum terpengaruhi budaya barat,dan
2.
prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas
tanpa aturan apa pun.
3. 5 komponen
dalam prosa lama
1. Dongeng-dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita pelipur lara
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita pelipur lara
4. 5 komponen
dalam prosa BARU
1. Cerita pendek
2. Roman/ novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi
2. Roman/ novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi
Nilai-nilai dalam prosa fiksi
1. prosa
fiksi
adalah prosa yang
berupa cerita rekaan atau khayalan/ imajinasi pengarangnya. Isi cerita tidak
sepenuhnya berdasarkan pada fakta. Prosa fiksi disebut juga karangan narasi
sugestif/ imajinatif. Jadi pengertian prosa fiksi yaitu cerita atau kisah
yang diemban tokoh-tokoh tertentu dengan pemeran latar serta rangkaian dan
tahapan cerita tertentu yang bertolak dari hasil khayalan atau imajinasi
pengarangnya sehingga bisa menjalin sebuah cerita.
2. NILAI-NILAI
DALAM PROSA FIKSI
1. Prosa
fiksi memberikan kesenangan
2. Prosa
fiksi memberikan infonnasi
3. Prosa
fiksi memberikan warisan kultural
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
3. Contoh 2
karya sastra
Pohon manggis di tepi rawa
Tempat kakek tidur beradu
Sedang menangis nenek tertawa
Meihat kakek bermain gundu
Kemumu di dalam semak
Jatuh melayang selarasnya
Meski ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya
4. 1 contoh
prosa
Dilarang Mencintai Bunga-Bunga*
Karya: Kuntowijoyo
Jumat
sore aku tidak pergi mengaji. Ditanganku ada sebuah layang-layang buatanku yang
terbagus, dengan benang gelasan. Udara meruah menerbangkan layang-layangku.
Dari kampung lain menyembul pula layang-layang. Layang-layangku terputus.
Kawa-kawan bersorak dan lari mengejar. Itu layang-layang terbagusku, aku
berdiri saja memandangnya. Tiba-tiba pundakku terasa dipegang. Aku terkejut.
Seorang laki-laki tua degan rambut putih dan piyama. Dia tersenyum kepadaku.
“Jangan
sedih, Cucu,” katanya. Suara itu serak dan berat. Langsung darahku tersirap.
Aku teringat rumah tua berpagar tembok tinggi. Mataku melayang kepadanya. Di
tangannya ada setangkai bunga berwarna ungu. Tubuhku menjadi dingin.
“Jangan
sedih, Cucu. Hidup adalah permainan layang-layang. setiap orang suka hidup.
Tidak seorang pun lebih suka mati. Layang-layang bisa putus. Engkau bisa sedih.
Engkau bisa sengsara. Tetapi, engkau akan terus memainkan layang-layang.
Tetapi, engkau akan terus mengharap hidup. Katakanlah, hidup itu permainan.
Tersenyumlah, Cucu.”
Dia
menjangkau tangan kananku. Membungkuk. Dan, tanganku dicium. Aku tidak berdaya.
Bunga itu dipindahkannya ke tanganku. Aku menggenggamnya. Seolah dalam mimpi.
Dia
menarik tanganku. dan, aku mengikutinya. Di tangan kananku setangkai bunga.
Ketika aku sempat menyadari, kulihat pintu pagar rumah tua itu. Pasti dialah
kakek itu! Ya Allah! Aku menjerit sekerasnya. Teriakan itu tersumbat di
kerongkongan. Aku meronta. Dia memegangku lebih keras. Tertawa terkekeh. Aku
meronta, dan tertawanya serak alangkah kerasnya.
Ibu
membawaku pulang. Aku tidak begitu sadar, tiba-tiba Ibu sudah menuntun aku. Di
rumah, kulihat Ayah membaca di kursi. Aku merasa tenang. Aku merasa malu.
“Untuk
apa teriak-teriak, heh?” kata Ayah menyambut.
Ayah
mengamati aku dari atas ke bawah. Dia berdiri dan menjangkau tangan kananku.
Katanya:
“Untuk
apa bunga ini, heh?”
Aku
tidak tahu karena apa, telah mencintai bunga di tanganku ini.
Ayah
meraih. Merenggutnya dari tanganku. Kulihat bongkah otot tangan Ayah
menggenggam bunga kecil itu. Aku menahan untuk tidak berteriak.
“Laki-laki
tidak perlu bunga, Buyung. Kalau perempuan, bolehlah. Tetapi, engkau
laki-laki.”
Ayah
melemparkan bunga itu. Aku menjerit. Ayah pergi. Ibu masih berdiri. Aku
mebungkuk, mengambil bunga itu, membawanya ke kamar. Tangkai bunga itu
patah-patah. Selembar daun bunganya luka. Aku menciumnya, lama, lama sekali.
Ilmu Budaya Dasar yang dihubungkan dengan puisi
1. PUISI
adalah suatu karya sastra tertulis dimana isinya merupakan
ungkapan perasaan seorang penyair dengan menggunakan bahasa yang bermakna
semantis serta mengandung irama, rima, dan ritma dalam penyusunan larik dan
baitnya.
Ada juga yang menyebutkan
pengertian puisi adalah suatu karya sastra yang isinya mengandung ungkapan
kata-kata bermakna kiasan dan penyampaiannya disertai dengan rima, irama, larik
dan bait, dengan gaya bahasa yang dipadatkan.
2. kreativitas
penyair dalam membangun puisinya
1.
Figura bahasa (figurative languange) seperti
gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi
segar, hidup, menarik dan memberikan kejelasan gambaran angan.
2.
Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang
bermakna ganda, banyak tafsir.
3.
Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah
diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga
terasa hidup dan memukau.
4.
Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang
sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan pengalaman jiwa penyair sehingga
terasa hidup dan memukau.
5.
Pengulangan, yang berfungsi untuk
mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
3. alasan-alasan
yang mendasari penyajian puisi dalam IBD
1.
Hubungan puisi dengan pengalaman hidup
manusia.
2.
Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
3.
Puisi dan keinsyafan sosial.
4. 1 contoh
puisi
Hidup
Asam
manis kita rasakan
Secara bergilir dan bergantian
Sesak dan lemas menjadi satu
Amarah dan luka
Tapi cinta mempertahankan kita
Dan bongkahan harapan adalah pondasi
Secara bergilir dan bergantian
Sesak dan lemas menjadi satu
Amarah dan luka
Tapi cinta mempertahankan kita
Dan bongkahan harapan adalah pondasi
Jalan
kita lunglai
Entah kapan lelah ini lenyap
Hingga di ujung jalan
Penuh cahaya
Tapi cinta tak mengiringi
Hingga salah paham menghampiri
Entah kapan lelah ini lenyap
Hingga di ujung jalan
Penuh cahaya
Tapi cinta tak mengiringi
Hingga salah paham menghampiri
Komentar
Posting Komentar